Bukti Nyata Menparekraf Sandiaga Uno Buka Lapangan Kerja Lewat Desa Wisata Perlang Bangka Belitung

Sandiaga Uno

KOBA –  Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 kali ini menyambangi Desa Perlang. Desa yang berada di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tersebut masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik.

Itu merupakan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang bertujuan sebagai daya ungkit bagi ekonomi desa dan wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Menteri Parekraf Sandiaga Salahudin Uno disambut dengan hangat saat mengunjungi desa tersebut pada Kamis siang (11/8/2022). Mas Menteri-sapaan Sandiaga Uno- bersama rombongan disambut oleh prosesi adat yaitu Nganggung Dulang.

Itu merupakan sebuah tradisi seperti kirab di mana masyarakat beramai-ramai membawa tudung saji berisikan makanan dan berakhir di suatu tempat untuk makan besar bersama-sama.

Dalam kesempatan itu, Mas Menteri dan rombongan menuju Danau Pading. Salah satu daya tarik wisata buatan yang ada di Desa Perlang dan terkenal akan keindahan airnya yang berwarna biru dari hasil memanfaatkan lahan bekas tambang timah oleh para pemuda setempat.

”Saya bangga karena adik-adik disini mampu mengangkat semangat pasca tambang, yang dulu pasca tambang dianggap musibah sekarang menjadi berkah,” kata Sandi.

Hal senada diungkapkan Pejabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin.

”Saya ingin mengapresiasi warga di sini yang antusiasmenya luar biasa. Seperti kata Mas Menteri mengubah masalah menjadi peluang, itulah yang saya harapkan dari anak-anak muda, masa depan kita tergantung anak-anak muda ini,” jelas Ridwan.

Desa Perlang masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik dalam ADWI 2022. Tentu bukan perkara mudah. Mereka telah melalui proses uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori.

Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa. Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra.

Bicara soal potensi, desa tersebut terkenal sebagai kawasan pertambangan yang kini menjadi desa wisata rintisan yang mengedapankan konsep Moslem Friendly Tourism dan menjadi destinasi wisata halal pertama di Bangka Belitung. Untuk menuju Desa Wisata Perlang menempuh jarak 73 kilometer atau 1 Jam 30 menit dari bandara Depati Amir, Bangka.

Selain Bukit Pading, desa tersebut juga memiliki air Terjun Sadap. Itu merupakan destinasi wisata alam yang masih terhubung dengan Bukit Pading. Airnya yang jernih serta suasana alam yang hijau dan suara gemuruh air yang menyejukan membuat wisatawan betah berelaksasi di sini.

Bacaan Lainnya

Kemudian ada Gusung Perlang merupakan daratan pasir putih dengan hamparan terumbu (batuan sedimen dari kapur) yang sangat luas. Terkenal menjadi spot snorkeling favorit dimana wisatawan dapat melihat biota laut juga lumba-lumba, penyu, dan lain-lain.

Sedangkan kekayaan seni dan budaya, desa itu memiliki warisan tarian tradisional dari para leluhur, yakni Tari Sekapur Sirih. Itu merupakan salah satu tarian selamat datang sekaligus sebagai tanda kehormatan masyarakat Bangka Belitung dalam menyambut tamu istimewa.

Lalu ada Tari Campak yang berasal dari Kepulauan Bangka Belitung ini memang memiliki nilai dan filosofi. Makna yang terkandung dalam tarian ini ialah keceriaan dalam pergaulan remaja dan para bujang di Pulau Bangka Belitung.

Di sini, wisatawan juga dapat menemukan rumah adat Melayu milik salah satu warga asli Melayu Bangka tempo dulu. Berupa rumah panggung berdinding kayu kulit berlantai kayu. Ada dua jenis rumah adat di Desa Perlang, yaitu Melayu Awal dan Melayu Bubung Panjang yang masing-masingnya memiliki ciri khas bangunannya sendiri.

Bicara suvenir, ada abon ikan, sambal asam, keripik pisang madu, keripik pedas, dan gula aren (gula kabung). Sedangkan potensi kriya ada anyaman dari daun jerutuk yang dibentuk menjadi gantungan kunci, lampu tidur, lampu hias, tudung saji, sauki, dan masih banyak lagi. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *