Headline

Stop Bullying, Elfan Imbau Awasi Siswa di Jam Kosong

BANGKA SELATAN – Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Selatan, Elfan Rulyadi menyatakan, pihaknya telah memerintahkan seluruh guru dan kepala sekolah di wilayahnya memperketat pengawasan bullying di sekolah masing-masing.

“Disetiap kesempatan ada rapat atau pertemuan dengan Kepala Sekolah, selalu kami ingatkan terus agar Kepala Sekolah beserta guru-guru dapat memperhatikan lebih serius anak-anak peserta didik, terutama pada saat istirahat atau masuk dan pulang sekolah agar peserta didik diperhatikan,” jelas Elfan kepada Mediaqu.co, Jumat (11/11/21).

Ia membenarkan ada beberapa kasus bullying di Bangka Selatan. Supaya kejadian ke depannya tidak terulang kembali, pengawasan guru terhadap anak didiknya di kelas harus ditingkatkan. Jika menemukan ada salah satu murid yang menjadi korban bullying di sekolah, guru wajib mengetahui dan segera menyelesaikan secepatnya.

“Sekali lagi kepada guru-guru agar pengawasan lebih ditekankan pada saat di jam-jam kosong sekolah. Terutama pada saat siswa sedang beristirahat atau pun pasca pergantian jam pelajaran. Memang awalnya gurauan siswa tapi jangan terlalu berlebihan. Bermain dan bergurau boleh, tapi ya jangan berlebihan,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, maraknya kasus bullying pada lingkungan sekolah khususnya di Kabupaten Bangka Selatan, menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bangka Selatan untuk dapat berkontribusi terhadap pemahaman atas perbuatan bullying sesama siswa di sekolah.

Baca juga  Musprov KORPRI Babel 2024, Penguatan ASN untuk Pembangunan Daerah dan Pelayanan Masyarakat

Ketua MUI Kabupaten Bangka Selatan, Zahirin mengatakan bullying yang dilakukan sesama siswa itu, dilakukan baik secara fisik maupun ferbal. Ancaman baik fisk atau ferbal dapat menjadi prilaku yang harus dihilangkan di dunia pendidikan.

“Secara fisik itu bisa menyakitkan dan ferbal dengan kata-kata, bahkan ada sexual bullying yang terjadi di Bangka Selatan, salah satunya oleh guru silatnya. Maka kita perlu beri pemahaman-pemahaman terhadap anak didik supaya tidak terjadi bullying,” tuturnya, Jumat (11/11/22).

Menurut ia, bullying yang terjadi di sekolah – sekolah Kabupaten Bangka Selatan mengakibatkan banyak siswa yang mengalami trauma akibat dari perilaku tersebut, yang membuat mereka akhirnya tidak nyaman dengan lingkungan sekolah.

“Karena bullying ini tanpa kita sadari di sekolah-sekolah terjadi. Menurut penelitian hampir 45 persen terjadi bullying di usia 15 tahun keatas. Maka kepedulian MUI memberi tahu kepada anak-anak disekolah, dan kepala sekolah agar jangan pernah menjadi bullying dan jangan pernah di bullying,” katanya. (Suf)


Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!