PT Timah Jaga Laut, Sejahterakan Masyarakat Lewat Tambang Berkelanjutan

PANGKALPINANG — Laut bukan hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga fondasi penting bagi kehidupan dan ekosistem global. Memahami pentingnya laut, PT Timah Tbk, perusahaan pertambangan timah yang beroperasi di wilayah pesisir dan laut, terus berkomitmen menerapkan praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dengan prinsip good mining practice, PT Timah mengelola potensi timah di laut untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan negara. Timah sebagai komoditas strategis dibutuhkan oleh berbagai industri, termasuk manufaktur dan teknologi. Hal ini menjadikan Indonesia — sebagai salah satu produsen timah terbesar dunia — memiliki peranan penting dalam pasar global.
Namun, PT Timah tak hanya fokus pada aspek ekonomi. Perusahaan ini juga menunjukkan kepedulian besar terhadap pelestarian ekosistem laut. Berbagai program lingkungan terus dijalankan secara konsisten, mulai dari penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang, penenggelaman artificial reef, hingga restocking biota laut seperti cumi dan kepiting bakau.
Sejak 2016 hingga 2024, PT Timah telah menenggelamkan lebih dari 7.680 unit artificial reef, 3.105 unit fish shelter, dan 1.475 unit transplantasi karang di wilayah laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, sebanyak 40.435 ekor cumi juga telah dilepas ke alam sebagai bagian dari program reklamasi laut.
Di Provinsi Kepulauan Riau, PT Timah juga melakukan reklamasi dengan membangun 2.360 meter penahan abrasi, menanam mangrove seluas 12,81 hektar, serta merilis 3.800 ekor kepiting bakau ke habitatnya.
Program-program ini tidak dilakukan sendiri. PT Timah menggandeng pemerintah daerah, kelompok masyarakat, dan para nelayan dalam setiap tahap pelaksanaan. Bahkan dalam program artificial reef, nelayan lokal dilibatkan mulai dari pembuatan hingga perawatan struktur bawah laut tersebut, yang kini juga menjadi fishing ground baru bagi mereka.
Menurut Departement Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan, operasional perusahaan harus sejalan dengan perlindungan lingkungan dan keberlanjutan sosial. “Melalui keterlibatan masyarakat dan nelayan, kita bukan hanya menjaga laut, tapi juga membangun ekonomi berbasis kelautan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Anggi menambahkan, program-program ini juga mendukung sektor pariwisata, seperti penenggelaman coral garden di Pulau Putri, Kabupaten Bangka, yang kini menjadi destinasi wisata bawah laut.
Dengan langkah-langkah ini, PT Timah menunjukkan bahwa aktivitas pertambangan laut dapat selaras dengan upaya pelestarian lingkungan. Pendekatan ini juga memperkuat posisi sektor pertambangan sebagai mitra dalam menciptakan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi pesisir. (*)
Sumber : www.timah.com