HeadlinePangkalpinang

Willy Ungkap Sejarah dan Makna Bujang Dayang Pangkalpinang

PANGKALPINANG, MEDIAQU.id – Sastrawan Bangka Belitung, Willy Siswanto, mengungkap filosofi mendalam di balik ajang Bujang Dayang Pangkalpinang.

Menurutnya, kegiatan yang pertama kali ia rintis pada tahun 1994 itu bukan hanya sekadar kontes penampilan, melainkan wadah pembentukan karakter dan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda Kota Pangkalpinang.

Saat itu, Willy melihat perlunya ruang pembinaan bagi generasi muda di Kota Pangkalpinang. Tujuannya sederhana namun visioner: mencetak anak muda berkepribadian matang dan berdaya saing.

“Waktu itu saya pikir, Pangkalpinang harus punya SDM yang kuat. Bukan hanya pintar tampil, tapi punya kepribadian, potensi, profesionalitas, dan performance yang elegan,” ujarnya, Senin (3/11/205).

Willy menyebut empat konsep utama yang sampai kini menjadi roh pembinaan Bujang Dayang, yaitu Personality, Potential, Professionalism, dan Performance (4P).

Menurutnya, performance bukan berarti pamer kecantikan atau ketampanan, melainkan representasi etika, kesantunan, dan budaya Melayu yang melekat dalam diri peserta.

“Performance itu bukan show off. Ini soal elegansi dan pantas tidaknya seseorang menjadi representasi Pangkalpinang,” tegasnya.

Willy mengungkapkan, proses seleksi Bujang Dayang sejak awal dilakukan secara ketat. Setidaknya ada sembilan tahapan ujian, mulai dari psikologi, bahasa Inggris, pengetahuan umum, public speaking, menulis esai, hingga sesi tanya jawab saat grand final.

“Jadi sangat sulit untuk menitipkan peserta atau menyuap juri. Kita tidak main-main. Ini tentang hidup seseorang dan masa depan SDM Pangkalpinang,” katanya menegaskan.

Ajang ini, kata Willy, telah berlangsung sebanyak 16 kali dan memasuki penyelenggaraan ke-17 pada tahun 2025. Total sekitar 170 alumni telah lahir dari ajang ini, namun hanya sekitar 50 yang masih aktif dalam komunitas karena faktor usia dan kesibukan masing-masing.

Baca juga  PT Timah Bangka Utara Hibur Warga dengan Apel K3, Lomba, dan Sembako Meriah!

“Memang sedikit, tapi kualitasnya saya berani jamin. Mereka mitra pemerintah dan aset daerah,” ucapnya bangga.

Lebih lanjut, Willy menjelaskan bahwa Bujang Dayang bukan sekadar acara penobatan, tetapi proses pendidikan karakter selama 11 hari penuh.

“Ini bukan cuma acara glamor. Ada pembinaan intensif sebelas hari, itu inti sebenarnya,” jelasnya.

Ia berharap pelaksanaan tahun ini bisa membawa kembali semangat pembinaan generasi muda Pangkalpinang, sekaligus memperkuat identitas budaya daerah.

“Harapan saya, Bujang Dayang tetap menjadi tempat anak-anak Pangkalpinang belajar dan bertumbuh. Bukan sekadar kompetisi, tapi ruang menempa diri,” tutupnya. (Suf)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!