PANGKALPINANG – Dalam rangka menanamkan kesadaran akan hak informasi di kalangan generasi muda, Komisi penyiaran indonesia Daerah (KPID) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menyelenggarakan Talkshow Spesial Hari Sumpah Pemuda di Radio Sonora Bangka, Sabtu (29/10/22).
Wakil Ketua KPID Babel, Sonya Anggia menerangkan bahwa betapa pentingnya peran anak muda dalam mengawal keterbukaan informasi penyiaran di era digital. Hal tersebut sesuai dengan tema “Peran Pemuda Kawal Keterbukaan Informasi Penyiaran di Era digital”.
“Pemuda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kemerdekaan bangsa. Peran KPID bagi para pemuda di era digital, agar tercipta generasi yang berprestasi dan bisa bersatu bangun bangsa sesuai dengan tema Hari Sumpah Pemuda ke 94 rahun ini, serta strategi KPID untuk menghadapi perubahan zaman di era digital ini, agar generasi muda muda kita tidak terjebak ke hal negatif,” terang Sonya.
Dia berharap kepada seluruh para pemuda – pemudi yang ada di Babel untuk dapat bekerja sama dengan KPID Babel dalam memberikan dan mensosialisasikan tentang peralihan dari TV analog ke TV digital dimulai dari lingkungan terkecil.
“Yaitu rumah kita terutama bagi kaum emak – emak, ibu ibu pecinta sinetron, serta dapat berkarya dalam membuat konten – konten lokal tanpa menimbulkan unsur negatif serta isu – isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa terutama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” papar Sonya didampingi Komisi Informasi Wakil Ketua, Rikki Fermana.
Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Kak Sonya ini menyampaikan peran KPID bagi para pemuda di era digital, agar tercipta generasi yang berprestasi, dan bisa bersatu bangun bangsa sesuai dengan tema Hari Sumpah Pemuda ke 94 rahun ini serta strategi KPID untuk menghadapi perubahan zaman di era digital ini, agar generasi muda muda kita tidak terjebak ke hal negatif.
“Harapanya juga kepada para pemuda agar bisa mengawal keterbukaan informasi di tengah masifnya informasi. Mari para pemuda pemudi Bangka Belitung agar dapat memilih dan memilah dalam mendengar dan menonton siaran radio dan televisi agar tidak melukai hati dan otak kita, Karena jika luka luar berdarah masih dapat diobati namun jika hati dan otak yang luka susah mengobatinya bahkan sampai tidak dapat di temukan obat nya,” jelas Sonya. (*)