Oleh : Ahmad Yusuf
Matahari di Jakarta tenggelam kala jam menunjukkan pukul 18.30 WIB. Horison jingga sudah mulai beranjak pergi. Sekitar pukul 22.00 tepat saat bulan dan bintang sudah menguasai langit, seorang pria usia 40-an mulai menyusup keluar dari hotel.
Google Maps membantu pelancong amatir ini di Jakarta untuk menemukan warung makan. Ternyata tak perlu pergi dengan kendaraan. Menurut teknologi penunjuk arah itu, hanya perlu 5 sampai 10 menit berjalan kaki ke warung makan dari hotel dia menginap.
Pria berkacamata ini berpikir suasana lengang adalah ciri khas kawasan ini, ternyata salah, dia menemukan keramaian. Yang tak diduga, hanya beberapa puluh meter dari penginapan, seorang wanita yang tampaknya sudah setengah baya berambut hitam, mendatangi dirinya.
“Yo, om. Ada ABG (anak baru gede), putih,” ucapnya menawarkan “jajanan” kepada pria itu dengan memasang muka berharap agar si om-om mau membeli jajanan tersebut.
Seketika raut wajah pria berkulit hitam ini langsung menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak mau tawarannya tersebut. Namun, wanita bertumbuh gempal itu tetap memaksa menyakinkan “dagangannya” ini masih ABG dan berkulit putih.
“Boleh diliat dulu om, putih lho om. Kalau ngak mau ngak apa tapi om liat dulu,” ucapnya lagi dengan muka memelas.
Tak mau terjebak dan basa basi dengan rayuan, pria yang memiliki 2 anak ini langsung menatap wajah wanita itu. Dengan nada sedikit keras, dia tetap menolak dan langsung mencepatkan langka kakinya menuju warung makan.
“Mau putih atau hitam, ngak. Masih cantik istriku dirumah, ” tegasnya seraya dalam hati berbicara “Ketika aku mengagumi istriku, seolah-olah dalam pandanganku, Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik dari padanya di dunia ini,”.
Jakarta, 2 Maret 2023