BANGKA SELATAN – Kesungguhan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan dalam mengentaskan permasalahan stunting di Negeri Junjung Besaoh masih terus terlihat. Terbaru, digelar Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester II di Ruang Rapat Gunung Namak, Senin (23/10/23).
Sekretaris Badan BKKBN Bangka Belitung, Isni Fahriani membuka sambutannya dengan menyampaikan audit kasus stunting ini merupakan salah satu tahapan dalam percepatan penurunan stunting berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Kemudian dikuatkan jugan dengan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting Indonesia, untuk itu salah satu tahapan dalam percepatan penurunan stunting itu adalah adanya auudit kasus stunting,” katanya.
Isni menjelaskan, kegiatan audit kasus stunting bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang timbul dari kasus-kasus stunting yang ada di Kabupaten Bangka Selatan, dan untuk menghidari atau mencegah agar kasus serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.
“Jadi audit kasus stunting ini hal yang sangat penting untuk dilaksanakan sebagai salah satu tahapan percepatan penurunan stunting dan audit kasus stunting ini merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan sebagai salah satu tahapan percepatan penurunan stunting,” ujarnya.
Diharapkan oleh Isni, bisa mendapatkan banyak masukan terhadap audit kasus stunting serta berharap agar di Kabupaten Bangka Selatan kasus ini tidak akan terjadi lagi dikemudian hari sehingga penurunan angka stunting di Kabupaten ini dapat tercapai secara signifikan.
“Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kualitas seluruh pendamping keluarga dan tim asuhan gizi puskesmas dalam menerapkan ilmu, materi, atau rekomendasi dari tim pakar. Sehingga seluruh permasalahan yang dihadapi bisa ditindaklanjuti berdasarkan potensi dan sumberdaya yang ada,” tutupnya.
Diketahui, angka kasus stunting di wilayahnya dinilai masih cukup tinggi, yakni sebesar 23 persen. Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi berharap, target ke depan di tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14 persen bisa tercapai.
“Segala upaya pencegahan dan penanganan stunting sudah dilakukan oleh pemerintah, namun ke depan harus terus dimaksimalkan. Program BAAS yang digagas BKKBN dan pihak terkait lainnya dapat berperan strategis dalam mendukung upaya penurunan prevalensi stunting,” ujarnya. (Suf)