BANGKA SELATAN – SMP Muhammadiyah Toboali, mempunyai program ekstrakurikuler (ekskul) Literasi. Ini merupakan program pengembangan minat bakat siswa di bidang tulis-menulis. Kegiatan ini digerakkan oleh seorang pembina dan sekelompok siswa yang mengandrungi dunia literasi.
“Ekskul literasi ini menjadi wadah bagi siswa untuk menyalurkan dan mengekspresikan ide pikirannya melalui karya tulis,” kata pembina ekskul literasi, Redi Juniyadi, S.Sos kepada Mediaqu, Senin (20/11/23).
Dilihat dari artinya, literasi merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbahasa, bahkan berpikir dengan kritis. Kemampuan literasi tentunya harus dilatih sesering mungkin bagaimanapun caranya, seperti membaca buku, menonton video pembelajaran, dan lain-lainya.
Secara data, tingkat literasi di Indonesia saat ini masih tergolong sangat rendah, maka dari itu kemampuan ini harus diasah dan terus dikembangkan sejak dini, karena pada masa anak-anak lah kemampuan ini bisa dilatih dengan mudah.
“Sejurus dengan fakta tersebut, kami merasa perlu untuk menfasilitasi minat bakat anak didik kami khususnya di bidang literasi ini, dimana kami merekrut anak-anak yang mempunyai minat di bidang tulis-menulis. Nah, ekskul literasi ini lah yang akan menjadi wadahnya,” ujar Redi.
Ekskul literasi sendiri berdiri sejak 1 tahun yang lalu, yaitu pada tanggal 8 Agustus 2022. Anggota ekskul literasi adalah siswa kelas VII, VIII, IX sebanyak 32 orang. Pada awal didirikan, jumlah siswa yang mengikuti ekskul ini hanya 5 orang, tetapi seiring berjalannya waktu sekarang peminatnya semakin banyak. Ini menandakan bahwa kesadaran literasi siswa mulai meningkat.
Pada pertemuan pertama program eskul, siswa dikenalkan tentang dasarnya terlebih dahulu, kemudian masuk ke sebuah materi yang ringan. Diantaranya dikenalkan apa itu karya tulis dan bagaimana cara menjadi penulis pemula.
Setelah itu kita berlanjut ke materi yang lebih jauh, seperti cerpen dan puisi. Adapun untuk penyampaian materi cerpen, membutuhkan waktu khusus dan agak lama.
“Sebelum meningkat ke materi cerpen, tentunya materi puisi didahulukan terlebih dulu. Lalu kemudian meningkat lagi ke penulisan artikel. Dasar-dasar penulisan artikel berbeda dari pembuatan puisi dan cerpen. Jadi harus dibahas secara bertahap,” urainya.
Selain pemberian materi, anggota ekskul literasi juga melakukan praktik langsung di lapangan. Mereka mengeksplore suatu tempat dan kejadian, kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Hasil dari tulisan siswa kemudian dikemas pada Koran Smpm yang terbit setiap satu minggu sekali.
Koran SMP Muhammadiyah Toboali merupakan media informasi semacam koran elektronik, gunanya untuk mengekspos segala kegiatan siswa, guru dan pegawai SMP Muhammadiyah Toboali. Media ini dikelola langsung oleh pembina ekskul literasi, yakni Redi Juniyadi.
Sejauh ini ekskul literasi memberikan dampak yang positif terhadap proses belajar mengajar. Melalui ekskul tersebut, mau tidak mau para siswa harus membaca apa yang sedang menjadi pembahasan bersama. Minat baca di lingkungan SMP Muhammadiyah Toboali pun mengalami peningkatan.
“Ekskul literasi memberikan efek yang sangat positif bagi kami, dengan adanya kegiatan ini antusiasme siswa dalam membaca semakin meningkat. Program positif semacam ini wajib dipertahankan. Budaya literasi harus terus dilestarikan dan jangan sampai redup,” tutup Redi.
Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah Toboali, Mirwanda, S.Pd. menyampaikan bahwa, selain diekspos ke media sosial hasil karya siswa juga akan dipasang pada mading sekolah, gunanya agar menjadi motivasi bagi siswa-siswa yang lain untuk berkarya.
“Budaya literasi sangat perlu kita gaungkan, harapannya siswa tidak hanya sekadar membaca, namun juga harus giat dalam menulis,” pungkasnya. (Suf)