BANGKA SELATAN – Desa Bukit Terap, yang terletak di Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, kini semakin dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan tradisional yang memanfaatkan bahan alami, yaitu pandan Mengkuang.
Melalui tangan-tangan terampil para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) setempat, daun pandan yang sebelumnya hanya tumbuh liar kini diubah menjadi produk anyaman yang bernilai tinggi dan siap dipasarkan.
Menurut Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka Selatan, Anshori melalui Deka Indra, Kepala Bidang Perindustrian, kerajinan anyaman pandan ini berpotensi besar dalam mendongkrak perekonomian lokal.
“Melalui IKM kerajinan anyaman pandan mengkuang, masyarakat desa Bukit Terap bisa memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan mereka. Ini merupakan wujud nyata dari pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal,” ungkapnya kepada Mediaqu, Jumat (4/10/24).
Produk yang dihasilkan para pengrajin anyaman pandan Mengkuang di desa ini sangat beragam, mulai dari tikar, sajadah hingga hiasan rumah yang memiliki nilai estetika dan fungsional tinggi.
Untuk sementara ini baru dipasarkan bersifat lokal dan tidak menutup kemungkinan dapat di kembangkan menjadi produk unggulan daerah, termasuk wisatawan yang tertarik pada kerajinan tangan khas daerah tersebut.
“Dekranasda Basel turut andil dalam mempromosikan produk kerajinan ini, sehingga dapat lebih dikenal luas dan membuka peluang pasar yang lebih besar, tinggal ditambah sentuhan finishing saja sehingga ada nilai tambah terhadap produk kerajinan tersebut,” tambah Deka Indra.
Upaya ini diharapkan mampu menjadikan kerajinan anyaman pandan mengkuang sebagai salah satu komoditas unggulan daerah yang tidak hanya mendukung perekonomian, tetapi juga melestarikan budaya kerajinan tradisional Bangka Selatan.
Dengan pembinaan dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pelatihan keterampilan hingga pemasaran, diharapkan para pelaku IKM di Desa Bukit Terap dapat terus berkembang.
“Tidak hanya untuk menciptakan produk yang inovatif, tetapi juga menjaga kelestarian tradisi anyaman pandan yang menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat setempat,” jelas Deka.
Potensi ini juga membuka lapangan kerja baru dan memberdayakan kaum perempuan di desa tersebut, yang selama ini menjadi pelaku utama dalam proses produksi anyaman.
“Harapannya, IKM kerajinan anyaman pandan Mengkuang Desa Bukit Terap bisa menjadi produk unggulan, sekaligus bukti nyata bahwa kearifan lokal bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya. (Suf)