
PANGKALPINANG – Debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka Tengah yang berlangsung pada 24 Oktober 2024 telah mengungkapkan kekurangan pengetahuan yang signifikan di kalangan kandidat, khususnya calon Wakil Bupati Erlansyah Roskar Aprinata.
Penampilan Erlansyah dalam debat ini menunjukkan ketidaksiapan yang jelas, menimbulkan keraguan terhadap kemampuannya dalam memimpin pembangunan daerah.
Salah satu momen paling mencolok terjadi ketika Erlansyah menyinggung pentingnya sertifikasi halal bagi Mie Koba. Pernyataan ini dinilai keliru oleh banyak pihak, termasuk Ketua DPC Projo Bangka Tengah, Abie Ridwan Syah, SE.
Pasalnya, Mie Koba telah lama terdaftar sebagai produk halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bahkan sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Menurut Abie, pernyataan ini mencerminkan ketidakpahaman Erlansyah terhadap isu-isu dasar yang penting bagi masyarakat Bangka Tengah.
“Bagaimana mungkin calon pemimpin tidak mengetahui fakta yang sudah jelas? Ini menunjukkan ketidaksiapan yang nyata,” ujar Abie.
Ketidakpahaman Erlansyah semakin terlihat ketika moderator menanyakan strategi untuk meningkatkan Indeks Kualitas Lahan (IKL) guna memperbaiki kualitas pangan di Bangka Tengah.
Jawaban Erlansyah, yang menyebut “ternak ayam bertelur” sebagai solusi, mengecewakan banyak pihak. IKL merupakan indikator penting dalam pembangunan berkelanjutan, yang mencakup pengelolaan lahan, konservasi, serta penggunaan teknologi canggih.
Jawaban yang disampaikan Erlansyah dianggap terlalu sederhana dan tidak relevan dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi.