Bunyi Siung, Tradisi Ramadan yang Menggema di Wilayah Operasional PT Timah

Bunyi siung yang keras dan menggema hingga ke pelosok kampung membuatnya sangat diandalkan masyarakat.
Bahkan, lokasi di Pangkalpinang yang dikenal sebagai Simpang Suling atau Simpang Siung menjadi tempat berkumpul masyarakat yang menunggu transportasi umum seperti trem dan mobil penumpang.
Kini, tidak hanya PT Timah yang membunyikan siung sebagai penanda waktu berbuka dan sahur. Beberapa masjid serta brandweer (pemadam kebakaran) swasta juga ikut melestarikan tradisi ini.
Elvian berharap, siung tetap dipertahankan sebagai bagian dari sejarah dan identitas masyarakat Bangka.
“Siung bukan hanya suara, tetapi juga memori kolektif masyarakat Bangka tentang peradaban yang berkembang bersama industri pertimahan. Semoga siung tetap bertahan di tengah kemajuan teknologi digital saat ini,” tuturnya.
Bunyi siung tidak hanya ada di Pangkalpinang, tetapi juga terdengar di berbagai wilayah operasional PT Timah seperti Mentok, Belitung, dan Belitung Timur. Hingga saat ini, PT Timah tetap menjaga tradisi ini sebagai bagian dari kontribusinya kepada masyarakat.
Dengan keberadaannya yang telah mengiringi kehidupan warga selama lebih dari satu abad, siung bukan hanya sekadar suara, tetapi juga simbol kebersamaan, nostalgia, dan kekhasan Ramadan di Bangka Belitung. (*)
Sumber : Timah.com