Diabetes melitus atau kencing manis sering disebut sebagai “silent killer”, hal ini karena banyaknya penderita diabetes melitus yang tidak menunjukkan gejala awal yang jelas, namun dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ tubuh jika tidak segera ditangani.
Diabetes melitus terjadi ketika tubuh tidak mampu menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, yang mengakibatkan kadar gula darah menjadi tidak terkendali.
Jika tidak segera diobati akan menyebabkan kerusakan pada ginjal, jantung, mata, dan saraf. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah dan mengendalikan diabetes melitus agar dapat hidup sehat dan terhindar dari komplikasi.
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta obesitas.
Beberapa gejala diabetes melitus sering kali ditemukan, seperti:
a. Gejala klasik: poliuri (sering buang air kecil, terutama di malam hari), polidipsi (sering haus), polifagi (cepat merasa lapar), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
b. Gejala lain: lemah badan, kesemutan, gatal, dan pandangan mata kabur
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mengungkapkan upaya pencegahan dan pengendalian diabetes melitus dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup, seperti:
a. Menjaga berat badan
Studi Diabetes Prevention Programme (DPP) mengungkapkan bahwa penurunan 0,5-1 kg/minggu dalam waktu 6 bulan dengan cara mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik mampu menurunkan sebesar 58% insiden DM tipe 2 dalam 3 tahun.
b. Pengaturan pola makan
- Jumlah kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal
- Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan dalam porsi kecil namun sering sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan
Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.
c. Meningkatkan aktivitas fisik dan latihan jasmani
Latihan jasmani yang dianjurkan:
- Durasi latihan minimal 150 menit/minggu dengan latihan aerobik sedang (mencapai 50-70% denyut jantung maksimal), atau 90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat. Contoh latihan aerobik: berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, dan senam aerobik.
- Latihan dilakukan 3-4 kali/ mingg
d. Menghentikan kebiasaan merokok
Nikotin yang terdapat dalam rokok dapat merusak fungsi dan massa sel, sehingga dapat mempengaruhi produksi insulin dan glukosa yang berperan penting dalam timbulnya diabetes tipe 2.
e. Pada kelompok dengan risiko tinggi diperlukan intervensi farmakologis