Artikel

Antara “Siap Perintah” dan “Asal Bapak Senang”

Budi terkejut. Dia tidak menyangka Pak Joko akan bersikap seperti itu. Tapi, sebagai seorang “penjilat” profesional, Budi tidak mudah menyerah. Dia langsung mengubah strategi. “Oh, maaf, Pak Joko. Saya hanya ingin membantu. Tapi, jika Bapak lebih suka saya bekerja sama dengan rekan-rekan, saya siap perintah!”

Pak Joko hanya menggelengkan kepala. Dia mulai menyadari bahwa Budi adalah tipe orang yang hanya mencari muka. Tapi, sebagai pimpinan yang bijaksana, Pak Joko memilih untuk tidak langsung menegur Budi. Dia ingin melihat sejauh mana Budi akan membawa “slogan”nya.

Hari-hari berikutnya, Budi mulai mengurangi aksinya. Dia sadar bahwa Pak Joko tidak terlalu suka dengan sikapnya yang berlebihan. Tapi, sebagai seorang “penjilat” sejati, Budi tidak bisa berhenti begitu saja. Dia mulai mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian Pak Joko.

Suatu hari, Budi mendengar bahwa Pak Joko suka bermain catur. Tanpa pikir panjang, Budi langsung membeli papan catur dan mulai belajar bermain. Dia bahkan mengundang Pak Joko untuk bermain catur di kantor. “Pak Joko, saya dengar Bapak suka bermain catur. Bagaimana kalau kita main bersama?” tanya Budi penuh harap.

Pak Joko tersenyum. “Baiklah, Budi. Tapi, ingat, ini hanya permainan. Jangan terlalu serius.”

Baca juga  SIGAP, Solusi Gizi Anak Prima Cegah Gizi Kurang dan Wujudkan Balita Sehat

Tapi, Budi tidak bisa tidak serius. Dia sudah berlatih selama seminggu hanya untuk mengalahkan Pak Joko. Sayangnya, Budi bukanlah pemain catur yang handal. Dalam waktu singkat, Pak Joko sudah mengalahkannya dengan mudah.

“Sudah, Budi. Jangan terlalu memaksakan diri. Yang penting kita bisa bersenang-senang,” kata Pak Joko sambil tertawa.

Budi tersipu malu. Dia sadar bahwa usahanya untuk mencari muka hanya membuatnya terlihat konyol. Akhirnya, Budi memutuskan untuk berubah. Dia mulai bekerja dengan lebih tulus dan tidak lagi mencari muka secara berlebihan.

Tapi, tentu saja, kebiasaan lama sulit dihilangkan. Suatu hari, ketika Pak Joko mengeluh tentang kopi yang terlalu pahit, Budi langsung berlari ke kantin untuk membeli kopi baru. “Siap perintah, Pak Joko! Asal Bapak senang!” ujarnya sambil tersenyum.

Pak Joko hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Budi, kamu ini memang tidak ada obatnya,” katanya sambil menyeruput kopi yang dibawa Budi.

Dan begitulah kehidupan Budi, sang PNS penjilat dengan slogan “Siap Perintah, Asal Bapak Senang!”. Meskipun kadang terlihat lucu dan konyol, Budi tetap menjadi bagian dari kantor yang tidak bisa diabaikan. Setidaknya, dia selalu bisa menghibur rekan-rekannya dengan tingkah lakunya yang unik. (*)

Toboali, 9 Februari 2025
Ahmad Yusuf

Laman sebelumnya 1 2

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!