Meski Dihujani Kritik, PT Timah Tak Lelah Menanam Kebaikan untuk Petani Babel
PANGKALPINANG — Di tengah derasnya kritik dan sorotan publik, PT Timah Tbk memilih langkah berbeda, bukan dengan banyak bicara, melainkan dengan kembali turun ke tanah — menanam, membantu, dan menumbuhkan harapan baru bagi petani lokal.
Perusahaan tambang milik negara ini tampaknya paham, bahwa keberlanjutan tak hanya soal produksi logam, tetapi juga tentang kehidupan yang tumbuh di sekitar wilayah operasionalnya.
Dari Bangka Selatan hingga Belitung Timur, PT Timah terus menebar manfaat bagi kelompok tani melalui bantuan bibit, peralatan, dan pelatihan.
Beberapa waktu lalu, perusahaan menyerahkan 10 unit mesin jagung untuk kelompok tani di Bangka Selatan, serta bantuan bibit nanas bagi Kelompok Tani Bina Tailong di Kundur.
Di Belitung Timur, Kelompok Tani Bina Tani Dusun Ganse juga menerima mesin pemipil jagung yang memudahkan proses panen mereka.
Ketua Kelompok Tani Bina Tailong, Suparno, menyambut bantuan itu dengan mata berbinar.
“Bantuan ini membuat kami bisa memulai menanam nanas lagi. Pasarnya luas, ke Batam, ke Tanjung Balai Karimun, dan perawatannya tidak sulit,” katanya.
Bagi Suparno dan kelompoknya, bantuan dari PT Timah bukan hal baru. Tahun lalu mereka juga menerima mini cultivator tractor, alat yang membantu mereka membuka lahan dengan efisien.
“Sekarang kami tidak perlu keluar biaya besar untuk bajak tanah. Semuanya lebih cepat,” ujarnya.
Di sisi lain, perusahaan tak menutup mata atas sorotan dan kritik yang belakangan menghampiri. Namun alih-alih mundur, PT Timah justru meneguhkan komitmennya untuk memperkuat ekonomi masyarakat di sekitar wilayah tambang.
“Terima kasih atas dukungan PT Timah, ini membuat kami semakin semangat. Kami harap sinergi ini terus berjalan,” kata Suparno penuh harap.
Sementara itu, Dedi Junaidi, Ketua Kelompok Tani Bina Tani di Belitung Timur, menyebut mesin pemipil jagung yang diterima kelompoknya benar-benar membantu.
“Mesin ini luar biasa. Bisa merontokkan jagung lebih cepat dan hasilnya bersih. Kami merasa sangat terbantu,” ujarnya.
Melalui program tanggung jawab sosial (CSR), PT Timah menunjukkan bahwa kontribusi perusahaan tak berhenti di sektor tambang. Ia menembus sekat persepsi dan membumi di antara para petani yang setiap hari berkutat dengan tanah dan bibit.
Bagi mereka yang bekerja di bawah terik matahari, uluran tangan ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk nyata kepedulian.
“PT Timah mungkin tak bisa menghapus semua kritik, tapi mereka bisa menanam lebih banyak kebaikan. Dan dari sanalah perubahan kecil itu tumbuh,” kata seorang tokoh masyarakat Kundur.
Kini, di lahan-lahan yang dulu sepi, mulai terlihat hijau. Di balik setiap rumpun nanas dan barisan jagung, tersimpan kisah keteguhan tentang perusahaan yang memilih menanggapi batu dengan bibit, dan tentang petani yang tak lelah menanam harapan. (*)
Sumber : www.timah.com




