PT Timah Tbk Kaji Ulang Pola Kemitraan Tambang, Dorong Tata Kelola yang Lebih Sehat dan Transparan
PANGKALPINANG — Di tengah upaya memperbaiki tata kelola perusahaan dan memperkuat keberlanjutan usaha, PT Timah Tbk mengambil langkah penting meninjau ulang seluruh pola kemitraan penambangan yang selama ini berjalan.
Langkah ini bukan sekadar rutinitas administratif, tetapi bagian dari proses refleksi menyeluruh terhadap arah perusahaan ke depan.
Evaluasi ini juga menjadi tindak lanjut dari hasil diskusi antara PT Timah dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berlangsung saat kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada awal Oktober lalu.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, menjelaskan bahwa perusahaan perlu memastikan sistem kemitraan yang dijalankan selama ini benar-benar sesuai dengan ketentuan, kebutuhan perusahaan, dan harapan masyarakat.
“Berdasarkan pembahasan dengan Kementerian ESDM, kami diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kemitraan. Apakah sudah sesuai dengan regulasi dan arah kebijakan nasional, atau perlu penyempurnaan,” ujarnya dalam pertemuan bersama mitra usaha tambang darat dan Ponton Isap Produksi (PIP) di Ruang Rapat Utama PT Timah Tbk, pekan lalu.
Menurut Suhendra, evaluasi ini akan membuka ruang bagi berbagai opsi baru. PT Timah akan menilai apakah model kemitraan yang ada masih relevan, perlu dihapus, atau justru dikembangkan menjadi pola kemitraan baru yang lebih ideal dan adaptif terhadap kondisi lapangan.
“Kami ingin semua pihak tahu, proses ini dilakukan secara terbuka dan transparan. Ada opsi yang sedang dikaji, apakah tetap bermitra, tidak bermitra, atau membangun model baru yang lebih sehat dan efisien,” kata Suhendra.
Ia menegaskan bahwa tujuan utama dari evaluasi ini bukan semata-mata soal bisnis, tetapi juga memastikan seluruh aktivitas penambangan berjalan sesuai aturan dan selaras dengan kebijakan nasional.
“Intinya, kami ingin tata kelola yang lebih baik, lebih jelas, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dari seluruh opsi nanti, tentu akan dipilih yang terbaik bagi perusahaan, mitra, dan masyarakat,” tambahnya.
Suhendra juga mengajak seluruh mitra usaha untuk melihat langkah ini sebagai kesempatan bersama memperbaiki sistem, bukan sebagai ancaman.
“Kita ingin tumbuh bersama, tapi dengan cara yang benar. Karena masa depan industri timah hanya akan kuat jika dibangun dengan kejujuran dan keterbukaan,” ujarnya menutup pertemuan dengan nada optimistis. (*)
Sumber : www.timah.com




