BANGKA SELATAN – Berdasarkan data yang dihimpun, Desa Rias dan Serdang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masuk dalam daftar tertinggi angka stunting.
Hal ini disampaikan Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Basel, dr Agus Pranawa melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Ervina.
“Untuk Desa Rias tercatat sebanyak 59 balita stunting dan Desa Serdang 30 balita stunting,” ujar Ervina kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Menurut dia, angka prevalensi stunting pada bulan Desember tahun 2022 lalu tercatat sebesar 2,28 persen, sedangkan untuk prevalensi stunting tahun 2023 belum bisa dihitung lantaran angka real time pengukuran masih berlangsung.
Dijelaskan Ervina, stunting disebabkan oleh 2 faktor, yakni faktor intervensi gizi spesifik yaitu berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Intervensi gizi sensitif yaitu intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting.
“Intervensi gizi spesifik itu memberikan kontribusi sebanyak 30 persen yang selama ini sudah dilakukan oleh bidang kesehatan secara rutin seperti pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, maupun pemberian makanan tambahan pada balita,” tuturnya.
Sementara, untuk intervensi gizi sensitif tersebut kontribusinya terhadap penurunan stunting sebesar 70 persen yang harus dilakukan dengan melibatkan lintas sektor seperti Pemerintah Desa, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Dinas Keluarga Berencana, Dinas Pekerjaan Umun dan dinas terkait lainnya.
Selain itu, pola asuh juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya balita stunting.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan melakukan berbagai inovasi bersama pihak puskesmas guna mencegah terjadinya stunting pada ibu hamil, yakni dengan cara implementasi praktek pemberian makan bayi dan anak atau PMBA.
“Ibu hamil dilatih untuk memasak bagaimana bisa memenuhi gizi seimbang dengan kaya protein hewani, dengan harapan setelah dilatih bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan anaknya dengan menu gizi seimbang kaya protein hewani,” pungkas Ervina. (Suf)