Kisah Sukses Warkop 4.20 Toboali, Dari Hobi Ngopi hingga Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan

BANGKA SELATAN, MEDIAQU.id – Bermodal kecintaan pada kopi dan musik, Erwindo (24), pemuda asal Toboali, Bangka Selatan, sukses membangun bisnis kedai kopi “Warkop 4.20” yang kini meraup omzet hingga Rp20 juta lebih per bulan. Kedai yang terletak strategis di depan Aik Bakung, Kota Toboali, ini tak hanya menjadi tempat nongkrong, tetapi juga ruang kreatif bagi anak muda setempat.
Kisah Inspiratif dari Hobi ke Bisnis
Erwindo, yang akrab disapa Edo, memulai perjalanannya di dunia kopi pada 2019. Awalnya, ia hanya ikut menjual Thai Tea bersama teman di Pangkalpinang. Namun, nasib membawanya bekerja di sebuah warung kopi, di mana ketertarikannya pada kopi khususnya Robusta mulai berkembang. Setelah menikah, Edo memutuskan kembali ke kampung halaman di Toboali dan memberanikan diri membuka usaha sendiri.
“Sempat berhenti karena menikah. Setelah itu, saya memutuskan menetap di Toboali dan mulai usaha sendiri,” kata Edo.
Dengan pengalaman dan tekad kuat, ia meluncurkan Warkop 4.20 pada tahun 2022. Nama warung tersebut terinspirasi dari band indie favoritnya, “Fourtwnty”, sekaligus merepresentasikan nilai kebebasan, relaksasi, dan kreativitas yang ingin ia tularkan kepada pelanggan.
Konsep Unik dan Daya Tarik
Warkop 4.20 bukan sekadar kedai kopi biasa. Tempat ini menawarkan pengalaman ngopi yang berbeda dengan racikan robusta khas Edo sebagai menu andalan. Harganya terjangkau, mulai dari Rp10.000 hingga Rp18.000 per gelas. Selain kopi, tersedia camilan seperti pisang goreng, roti bakar, dan mi instan, yang menjadi pendamping setia obrolan panjang pengunjung.
Lokasinya yang strategis di pusat kota Toboali membuat kedai ini ramai dikunjungi anak muda, terutama pada malam hari. Nuansa santai dengan dekorasi sederhana dan alunan lagu indie menjadikan Warkop 4.20 sebagai “ruang pelarian” dari rutinitas.
Omzet Tembus Rp20 Juta Per Bulan
Meski tergolong usaha mikro, omzet Warkop 4.20 mampu mencapai Rp20 juta lebih per bulan. Menurut Edo, angka tersebut cukup untuk memutar operasional bisnis dan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
“Lumayan banget buat ukuran warung kopi di daerah,” ujarnya.
 
				



